Menunggu Bayang-Bayang Senja Angin sore membawa serpihan debu ke beranda kecil itu, sementara Anisa menggenggam erat tangan Farel. Mereka duduk di anak tangga depan rum...
Dalam Langkah yang Berlawanan Sore itu, suara denting sendok yang mengenai piring menggema di ruang makan. Udara terasa berat, dipenuhi dengan aroma sayur asem yang seha...
Senyap di Balik Papan Tulis Langit pagi berwarna abu-abu di atas Sekolah Negeri Tunas Harapan. Hujan turun rintik, dan udara membawa aroma tanah basah ke ruang guru. Di...
Aku Belum Siap Kau bisa mendengar suara mereka bahkan dari kamar. Bentakan ayah menghantam udara seperti piring pecah, dan ibunya membalas, suara serak pe...
Bayang di Balik Hujan Langit abu-abu menggantung rendah di atas desa kecil itu, memeras udara dari kehangatan. Angin lembab berembus pelan, membawa aroma tanah ya...
Gemuruh di Dalam Kepala Langit seperti kain tua yang tersobek, meneteskan air perlahan namun konsisten. Pria itu, Arif, berdiri di balik jendela kaca rumahnya yang ...
Di Bawah Hujan, Di Dalam Banjir Langit kelabu menggantung rendah, menyisakan napas lembap yang memenuhi paru-paru. Pria itu berdiri di ambang pintu rumah kayunya yang kec...
Hujan dan Rahasia Awan-awan kelabu menggantung rendah di atas desa kecil itu. Angin dingin berembus, menggoyangkan daun-daun di pohon jambu yang tumbuh di s...
Saat Langit Memecah Derasnya hujan mengetuk atap seperti serdadu kecil yang berbaris tanpa henti. Rahman menatap jendela ruang tamu, rahangnya mengeras. Di luar...
Di Bawah Langit Kelabu Gemuruh pertama itu datang, rendah dan berat, mengguncang udara di atas kota yang basah. Alena menutup bukunya dan melangkah keluar ke ter...
Rintik yang Menghidupkan Angga menendang pintu depan rumahnya dengan siku, tangan sibuk menggenggam payung yang basah. Di luar, hujan menderu seperti tamu tak diund...
Di Bawah Langit yang Basah Payung merah di atas trotoar itu goyah, terancam roboh oleh hembusan angin yang mendadak menggila. Di bawahnya, seorang lelaki berumur emp...