Di Posting Oleh : PAKNAI
Kategori : Aku Cerita
Januari 2024, aku beberapa kali keluar masuk ruang penyidikan polisi. Sebuah peristiwa terjadi pada pelaksanaan pekerjaan. Meski sebagai saksi, kuakui menghadapi aparat itu tidak menyenangkan. Aku jenuh dengan pekerjaan ini. Bukan hanya resiko dan beban pekerjaan yang berat. Masa kontrak kerja juga semakin lama semakin dipersingkat. Akhirnya setiap orang terpaksa mencuri agar tanggung jawab pekerjaan bisa diselesaikan.
Keadaan ini membuatku memikirkan ulang tentang pilihan cara mencari nafkah. Namun, rasa nyaman pada pekerjaan yang kugeluti 5 tahun terakhir ini membuatku bingung "Setelah ini jadi apa?". Karena, "tidak mudah bagi seorang bapak mempertahankan marwah sebagai kepala keluarga bila dia seorang pengangguran." pikirku.
Tahun 2016 adalah awal aku mengenal menulis. Artikel maupun fiksi. Aku belajar dan berlatih menulis. Sehingga keterampilan ini menjadi keahlian kedua bagiku setelah tidur. Aku putuskan untuk mengikuti hasrat menulis yang memang sudah lama ku pendam.
Aku akui menjadi penulis tidak mudah. Dulu, kupikir dengan mengikuti hasrat akan memudahkan segalanya. Mengikuti pesan Mihaly Csikszentmihalyi dalam bukunya berjudul FLow.
Aku berawal dari menulis blog. yang sampai saat ini belum menghasilkan uang. Kemudian aku beralih ke konten sosial media. Mengikuti beberapa pelatihan berbayar maupun gratis. Tapi tetap aja belum menunjukkan hasil.
Aku menyerah. Menulis bukan jalan terbaik untuk mencari nafkah. Impianku memiliki hobby yang dibayar masih jauh dari jangkauan. Tapi, bukan berarti hobby itu tidak berguna. Aku cuma merubah tujuan. Aku tidak merubah kebiasaanku menulis. Hanya aku tidak menjadikannya sebagai pekerjaan utama. aku belum berani berada dalam ketidakpastian penghasilan.
Tapi, menulis itu candu. Aku mengikuti hasrat menulisku selalu dan selalu. Aku mempelajarinya hari demi hari. Awalnya hanya 100 kata perhari, kemudian meningkat 200 kata dan seterusnya, hingga hari ini 1000 kata perhari menjadi mudah.
Lalu, Apa selanjutnya?
Blog ini hanya kumpulan apa yang sedang ku lihat, dengar, rasakan, dan Harapkan. cerita yang kutulis didalamnya adalah sebuah hasrat atas sesuatu yang terfikir dan harus segera ditindaklanjuti. Tidak mudah memang, namun harus!
Cerita tentang seorang ibu rela meninggalkan bayi yang baru lahir dalam kardus. Hingga cerita presiden yang menunjuk anaknya sebagai pengganti. Tentu menarik untuk menjadi bahan cerita. Ibarat bahan makanan ini adalah bumbu dan bahan mentah kualitas premium. Namun, aku sangat menyayangkan jika pembahasan itu hanya ada dalam ruangan dengan banyak meja dan kursi serta hidangan kopi dari berbagai tempat. "kenapa tidak dituliskan agar siapa saja bisa terjebak membacanya." pikirku.
Dan akhirnya pikiran ini yang aku tuangkan dalam tulisan-tulisan acak ini. Agar kau juga tahu bahwa bukan hanya kamu yang bisa berfikir.
-paknai-
Posting Komentar
Posting Komentar