Di Posting Oleh : PAKNAI
Kategori : Cerita Kita
Kamu mungkin menganggapku terlalu keras memvonis mereka. Ingat tidak waktu salah satu capres bilang. "kita menjalankan politik asyik?" Yang terbayang di kepalaku waktu beliau mengatakan itu adalah saat-saat Kiki saputri lagi nge-roasting pejabat, atau Eca sedang nge-ulti desta diikuti goyangan khas dua jempolnya. Tapi apa yang terjadi? Roastingnya malah di cut dan ultinya berujung laporan ke polisi.
Dimana asyiknya politik kita itu?
Kamu masih percaya dengan janji menciptakan keadilan mereka? Mereka yang lagi dilingkaran kekuasaan aja belum merasakan keadilan itu, konon lagi kita yang jauh dari lingkaran. Mencium baunya saja patut kita syukuri.
Atau apakah kamu masih melihat baliho yang bertuliskan "memperjuangkan kesejahteraan rakyat?" boleh aku perjelas? Meski mereka sudah memegang mandat rakyat ketika memenangkan kontestasi nanti, posisi mereka tetap rakyat. Bedanya mereka adalah rakyat yang sedang memegang mandat. Jadi jangan heran kalau yang kamu lihat adalah peningkatan kesejahteraan mereka secara pribadi.
Politik kita tidak seasyik itu.
Sekarang kamu berjuang untuk mereka. Aku juga memiliki harapan yang sama denganmu. Aku juga ingin ada perbaikan di negara ini. Tapi caramu yang membabi buta mengkampanyekan jagoanmu itu yang aku tidak terima. Bahkan tidak jarang kamu malah menjelek-jelekkan orang lain yang berbeda pilihan denganmu.
Sejak 2004 ada kakak yang tidak mau bertegur sapa dengan adeknya sampai sekarang. Hanya karena mereka beda pilihan. aku tak mau pengalaman yang sama juga kamu rasakan dengan teman-temanmu. pilih yang kamu rasa pantas memimpinmu, dan tetaplah terbuka dengan mereka yang berbeda pilihan denganmu.
Apa Kamu bilang? "kekuasaan bisa merubah segalanya."
Bukankah itu juga artinya bisa merubah orang yang kamu jagokan itu?
"Jangan berharap pada manusia." Pesan Gus Baha yang pling tepat buat mu saat ini. Semakin kamu gencar memperjuangkan orang itu duduk diatas, semakin aku takut kamu yang paling kecewa saat dia duduk disana. Lebih kurang seperti salah satu pasangan calon yang mengoreksi kinerja pemerintah sekarang di bidang hukum, padahal dia masih ada disana.
Sejak 98, janji keadilan, kesejahteraan, dll itu sudah bergaung. sudah 25 tahun bukan? tapi, apa kamu sudah merasakan efeknya?
Apa yang terjadi setelah mereka mendapatkan kursi-kursi yang menjadi incarannya? Kamu hanya mendengar alasan dan pembenaran atas sikap dan kebijakan yang mereka ambil. Kemudian pemilu selanjutnya mereka akan kembali dengan janji-janji yang sama.
Kamu melihat dimana keanehannya?
Waktu aku belum menyelesaikan kuliah meski sudah 6 tahun di kampus. Pesan bapakku gini. "kalau kamu ga sanggup, ga usah dipaksa. Cari aja kampus lain yang lebih gampang selesainya."
Apakah bapak-bapak mereka itu tidak pernah memesankan hal yang sama? atau mungkinkah orang-orang disekitar mereka adalah Ary ginanjar, Bong chandra, atau motivator-motivator lain yang menyemangati mereka untuk bermimpi lebih besar lagi. Meski mimpi sebelumnya belum tercapai.
Politik kita tidak seasyik itu memang. Kayaknya ga bisa dibuat lebih asyik lagi.
Dengar aja diskusi-diskusi politik di tv. Mereka sekarang bahas etika. mulai dari lempar kaos saat kampanye, kritis pada pemerintah sekarang meski masih dalam lingkaran penguasa, sampe gestur orang pun masuk dalam bahasan mereka.
Padahal, etika itukan subjektif. ga ada indikatornya. Dan orang yang paling tepat diajarkan etika adalah pelajar yang masih duduk di bangku sekolahan. Bukan politisi-politis itu. Mereka udah tamat sekolah semua. Dalam fikiranku cocok juga pengamat dan politisi ini jadi guru. Biar mereka yang mengajarkan dan mencontohkan etika yang baik bagi pelajar-pelajar di negeri ini.
Tapi waktu ada guru yang diadukan orang tua siswa ke polisi karena menegur etika siswanya. Dimana suara para politisi ini? Apakah mereka pikir membentuk etika dan budaya itu bisa dalam semalam saja. Tanpa ada perbaikan sistem disekolah dalam bentuk pelatihan dan pengajaran?
ehh.. jangan dipikir aku sedang mengajak untuk golput ya. bukan, tetaplah memilih. pilihlah yang kamu rasa lebih baik dari "orang-orang baik" itu. tapi, jangan berharap lebih saat dia disana.
Nyatanya politik kita belum se-asyik itu.
Posting Komentar
Posting Komentar