n1ljWYmZyLaHa1TMPYBBtiqVcQolSr0KLMIOwgVb

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Mengenai Saya

Catatan Seorang Bapak

Catatan Seorang Bapak
Di Posting Oleh : PAKNAI
Kategori :

Air mataku menetes. bukan kesedihan yang ku rasakan, tapi kebahagiaan yang ada. kamu lahir dan mengeluarkan suara "oek..oek.." tanpa air mata. Dan aku menambahkan suasana haru itu dengan air mataku juga tanpa suara.

Nak, kamu memulainya hari ini. dimana dunia penuh dengan teka-teki. di hari lahirmu aku sedang menunggu. Menunggu nasib akan membawaku kemana bersamamu.

Aku tidak memiliki pekerjaan hari ini. penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidupmu akan ditanggung oleh ibumu.

Dia yang sabar, dan menunggu kapan datangnya mood baik dari ku. mood untuk memperjuangkan apa yang pantas untuk diperjuangkan bersamamu dan ketiga saudaramu. dia yang selama ini sudah lelah untuk memotivasiku. ntah apa yang ditunggunya hingga masih senantiasa sabar ada disampingku.

Aku bukan tak tahu diri, memanfaatkan keadaan dengan menikmati rasa nyaman. bukan itu sebenarnya yang membuatku seperti "orang malas" kata nenekmu.

aku tidak berpangku tangan nak, hanya saja banyak hal yang tidak bisa ku ceritakan tentang aku dan dunia yang rasanya tidak adil bagiku selama ini.

Nak, hidup ini bukan tentang adil atau tidak. jauh sebelum kamu lahir, aku mengalami banyak hal yang menentang tentang keadilan dunia. bagaimana aku yang bekerja keras, tapi orang lain yang menikmati hasilnya. juga saat aku yang berusaha belajar giat, namun orang lain yang mendapat pialanya.

jauh sebelum kamu lahir, aku mengalami ketidak seimbangan mental. aku begitu terpengaruh dengan orang lain disekitarku. namun disisi lain, saat aku menginginkan mereka mengikuti pengaruh yang ku tularkan. mereka malah menganggapku gila dan tidak realistis.

begitulah nak, tidak ada yang bisa kita prediksi didunia ini. hukum sosial itu tidak seperti hukum gravitasinya newton yang akan kembali ke bumi jika dilemparkan ke langit. kamu belum tentu mendapat apa yang kau berikan pada orang lain seperti apa yang kamu berikan padanya. dan kamu belum tentu bisa membalas setiap perlakuan orang lain padamu seperti mereka memperlakukanmu.

jadi keberadaan didunia ini bukan seperti hukum matematika 1+1=2. tidak setiap investasi yang kau berikan akan menambah hasil. dan demikian juga tidak setiap perkataan motivasimu akan menambah semangat orang lain.

mungkin kau sudah tahu itu. makanya kamu menangis tanpa air mata. tapi apakah kamu bisa menjaga kesadaranmu hingga dewasa?

nak, menjadi manusia bukan tentang lahir dari rahim seorang ibu saja. kamu bisa saja lahir dan memilih untuk tetap seperti ibumu atau bapakmu. tapi jika kamu suatu hari nanti tersadar, kamu bisa memilih untuk merubahnya.

sekarang aku sadar tentang apa artinya menjadi manusia. beribadah bukan hanya tentang ritual-ritual yang Allah perintahkan. itu hanya untuk ku saja. tapi lebih dari itu. kesadaran untuk memperbaiki dunia jika tidak ditopang oleh kekuatan spiritual yang diperoleh dari pemilik alam ini hanya akan meninggalkan kelelahan fisik semata.

nak, aku tidak menunggu kehadiranmu. aku hanya merasakan setiap kali perut ibumu bertambah besar. pengalaman menunggu 3 orang menyadarkanku bahwa menunggu itu tidak ada gunanya. kau tahu, menunggu kelahiran kakak dan abangmu hanya menambah tekanan bagiku. bayangkan aku menjadi tidak menentu sepanjang hari demi menunggu kelahiran mereka.

aku tidak menunggu lagi. dulu aku menunggu karena teringat tentang anak yang membawa rezeki. jadi aku merasa perlu motivasi dari seorang anak untuk bisa memperbaiki keadaan. tapi, kau tahu nak, semakin tinggi pohon, maka semakin besar angin yang mengganggunya. itu kurasakan. bukan motivasi, tapi tekanan yang bertambah. harapan jauh dari kenyataan. anak pertama, anak kedua, dan terakhir yang ketiga tidak memperbaiki keadaanku. aku bukan melupakan tanggung jawabku. tapi, keberadaan mereka menambah beban yang membuat punggungku lebih berat dan sakit.

sekarang kau lahir nak, aku tidak menunggu kau melakukan sesuatu untuk memperbaiki keadaan. aku melakukannya sendiri.

aku tidak mau terpengaruh dengan keberadaanmu. aku menganggap kau hadir sebagai penambah tanggung jawab yang harus ku selesaikan. jadi aku tetap bergerak. bukan karena aku tidak sayang, tapi rasa sayang tidak bisa menyelesaikan masalah kebutuhan hidup nak.

kau tahu? 10 tahun menikah, permasalahan ku dengan ibumu lebih besar adalah tentang uang. tidak jarang aku mendengar ibumu mengeluh karenanya. tapi, aku tidak memiliki jawaban yang diharapkannya. aku memintanya bersabar dan bersabar. tapi sampai sekrang kesabarannya itu belum membuahkan hasil.

apakah aku salah?

iya, aku begitu terpengaruh dengan mereka-mereka yang diluarku. aku begitu mengharapkan hujan datang membawa rezeki, sedangkan aku tidak mempersiapkan ember untuk menampung rezeki itu.

lalu bagaimana sekarang nak?

aku sedang mempersiapkan ember itu. kau tenang saja. kau tidak akan terganggu, ember-ember ini sebentar lagi akan selesai, dan dia akan bertahan sampai hari kiamat. aku ingin anak cucuku kedepan tidak perlu mempersiapkan ember lagi sehingga mereka bisa tinggal menimba rezeki yang allah berikan pada mereka.

SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Posting Komentar

Sticky Note