n1ljWYmZyLaHa1TMPYBBtiqVcQolSr0KLMIOwgVb

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Mengenai Saya

Menjadi Lebih Besar

Menjadi Lebih Besar
Di Posting Oleh : PAKNAI
Kategori :

 Aku harus jadi bupati untuk memperbaiki masyarakat ini. aku harus menjadi ketua untuk memperbaiki organisasi ini. aku harus menjadi pimpinan untuk memperbaiki perusahaan ini.

aku harus...
aku harus...
aku harus...
dan keharusan yang lainnya.
bagaimana setiap orang berpikir bahwa dia harus menjadi sesuatu yang lebih besar dari saat ini agar bisa memperbaiki. kerusakan yang nampak didepan mata membuat banyak orang silau dan sebagian lainnya menjadi jijik.
apakah kerusakan ini harus diperbaiki atau dibiarkan saja sampai pada titik terendahnya agar semua merasakan akibatnya.
namun sebagian besar orang yang berniat memperbaiki menjadi salah jalan. mereka berambisi untuk membuat perbaikan setelah berada diatas puncak. dan sebelum sampai kesana, mereka harus mengikuti arus.
mengikuti arus membuat mereka terombang-ambing dan pada akhirnya bukan sampai pada puncaknya, mereka malah tenggelam kedasar jurang.
ada orang yang tenang-tenang saja dalam sistem ini. mereka memilih untuk tetap berada dipinggir aliran agar tidak tenggelam. pilihan mereka lebih pada memanfaatkan daripada menghabiskan energi untuk melawan arus. karena resiko tenggelam lebih besar.
dalam ketenangan dipinggir sungai, mereka memilih untuk bercocok tanam. menamkan kebaikan dengan harapan akan berbuah manis nantinya. mereka memilih untuk sesekali melemparkan sisa kotoran kearus sungai agar tidak bertemu lagi kelak dikemudian hari.
merekalah orang yang menggenggam tongkat musa. mereka tidak mengharapkan sesuatu yabg ada diseberang itu untuk memperbaiki hidupnya. mereka tahu bahwa kehidupan saat ini bisa diperbaiki dengan tetap merawatnya. memperbaiki apa yang seharusnya diperbaiki dan membuang apa yang salah.
mereka menghilangkan ambisi untuk hidup lebih enak diseberang sana, karena tahu pasti. tanpa berusaha, diseberang sana juga kehiduoannya tetap akan sama.
memilih untuk memanfaatkan hidup hari ini bukan tanpa alasan yang kuat. mereka mengerti bahwa sebelum musa menaklukkan sihir dari penyihirnya fir'aun, terlebih dahulu musa mendapatkan ilmu dari tuhannya. ilmu yang diberikan tepat pada tongkat yang sedang digenggamnya.
kekuatan musa ada pada tongkat yang digenggamnya, bukan tongkat orang lain yang diberikan padanya. sehingga dia tidk gerasak-gerusuk mencari sebab dan menjatuhkaj orang lain ulagar dia naik kelas.
tongkat itu sudah dipegangnya jauh sebelum dia bertemu dengan api itu, api yang berbicara padanya. dan tongkat itu pula yang digunakannya untuk menghalau kambing-kambing gembalaannya.
namun, ada satu hal yang belum pernah dilakukan musa pada tongkatnya "melemparkan". musa tidak pernah melemparkan tongkatnya sehingga dia tidak tahu bahwa tongkat itu bisa menjadi ular besar yabg kelak memakan ular-ular kecil penyihir. dan perjumpaannya dengan api itu membuatnya tahu, bahwa tongkat itu punya fungsi tambahan.
nah, saat ini kamu mungkin belum tahu siapa dirimu, apa kelebihanmu dan bagaimana menggunakannya. sehingga kamu sibuk mencari muka kesana kemari demi, mendaoat pengakuan dari orang lain.
padahal, setiap orang punya tongkatnya masing-masing.
kita seperti musa yang hanya menggunakan tongkatnya seperti layaknya orang mengembala kambing. menghalau agar kambing-kambing itu tidak menjauh dari kerumunannya. aehingga saat diperintah untuk melemparkannya, dia terkejut tongkat itu bisa menjadi ular.
dan saat ini, kamu juga punya tongkat itu salam dirimu. hanya saja kamu belum tahu cara mengeluarkan potensi sebenarnya. kamu velum melatih bagaimana potensi-potensi itu keluar.
yang kamu perlukan adalah orang-orang yang bisa menunjukkanmu cara menggunakannya, bukan merebut tongkat yang sudah digunakan oleh orang lain.
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Posting Komentar

Sticky Note