n1ljWYmZyLaHa1TMPYBBtiqVcQolSr0KLMIOwgVb

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Mengenai Saya

Bukan Meminta, Tapi Mengambil Tanggung Jawab

Bukan Meminta, Tapi Mengambil Tanggung Jawab
Di Posting Oleh : PAKNAI
Kategori :

Nak, barusan kamu menceritakan tentang rasa malu. diusiamu yg masih muda, tentu bagimu lebih mudah menertawakn dari pada ditertawakan. tapi, kita tidak bisa berada diposisi yang sama terus menerus.

nak, menertawakan tentu menyenangkan. bebanmu lepas (itupun kalau ada) dan kamu bisa menyenangkan diri dengan mengeluarkan suara dengan keras. tapi, kamu juga harus belajar bagaimana rasanya ditertawakan.
aku tahu, biasanya kamu langsung datang mengadu "pa, lihat kakak. diketawainya dedek."
dan, aku hanya menjawabmu dengan senyuman dan pura-pura marah pada kakakmu sambil mengedipkan mata padanya.
bukan karena aku tak mau membelamu. melainkan bentuk pembelaan seperti itu aku rasa hanya membuatmu menjadi anak manja kelak.
maaf nak, meski sekarang aku tahu. bahwa sikap pura2 yang kutunjukkan itu ternyata tidak merubah apapun.
kau meminta pertanggungan jawab pada mereka yang menertawakanmu.
"mereka harus minta maaf sam dedek." katamu sambil mendekatkan mulutmu ke depan telingaku.
ini sudah terlalu jauh pikirku. bagaimana mungkin setiap tawa harus diganti dengan ucapan maaf? bukankah itu sama dengan kamu meminta kompensasi atas perasaan yang dirasakan oleh orang lain?
mereka hanya merasa ada yang lucu. matanya kebetulan mengarah padamu. dan secara tidak sengaja mereka lihat kamu jatuh.
apakah kamu fikir setiap kesalahan yang kamu buat itu ada hubungannya dengan orang disekitarmu?
sekarang aku mau mengingatkanmu nak. kamu bukan pusat alam semesta. yang setiap tindakannya mempengaruhi orang lain.
tak perlu kamu mengharapkan kata maaf dari mereka yang tidak berhubungan denganmu. bahkan bagi merka yang menyakitimu.
kita diminta untuk sabar. seperti rasulullah dulu saat pertama kali ke thaif. beliau mendakwahkan islam disana.
sambutan masyarakat serentak menolak beliau. ada yang berkata kasar, bahkan ada yang melempari beliau dengan kotoran kuda yang kering.
apakah beliau mengiyakan saat jibril menawarkan untuk menggabungkan dua gunung diatas penduduknya agar mereka semua hancur?
bayangkan kamu berada disana saat itu. jauh dari apa yang kamu rasakan saat ini. jika kesalahanmu membuat orang lain tertawa, maka terimalah. akui kesalahan itu dan lanjutkan pekerjaanmu.
dan jika kamu menertawakan kesalahan orang lain, maka bergeraklah untuk meminta maaf padanya. jika memang kamu merasa sikapmu membuat beliau merasa malu.
kamu harus memulai terlebih dahulu nak, mengharapkan sesuatu bagi orang lain itu, bukan pekerjaan gampang.
siapa kamu sehingga kamu berfikir untuk menerima yang menyenangkan bagimu saja, sedangkan ketika kesalahan itu kamu yang buat, kamu lupa untuk meminta maaf.
rasa malu yang kamu miliki jaga dan gunakan sebaik-baiknya. tetapkan sasarannya hanya saat kamu bertindak sebagai pelaku.
jangan mau dijadikan korban oleh orang-orang yang melihatmu. rugi nak, korban tidak akan pernah diuntungkan. dan sat itu terjadi, kamu kehilangan dua hal.
-keinginan untuk mencoba, dan
-kemauan untuk berubah.
saat jarimu sudah mulai menunjuk ke arah berlawanan. tunggu saja, sebentar lagi hatimu akan terasa sakit dan semakin sakit seiring berjalannya waktu.
nak, jangan pernah jadikan malu sebagai penghalang. rubah arahnya agar dia jadi pendorong dalam setiap tindakanmu.
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Posting Komentar

Sticky Note