Di Posting Oleh : PAKNAI
Kategori :
Ada satu ilmu yang sangat sulit untuk didapatkan. dulu aku merasa hal ini mustahil untuk dipelajari. karena sesuatu yang ghaib memang harus dikesankan ghaib agar lebih enak.
bagaimana sebuah keberuntungan dipelajari? tiba-tiba dapat uang di jalan. atau ketemu dengan orang yang sangat dirindukan di tempat yang tidak terduga. semua mustahil untuk di pertimbangkan bagaimana prosesnya bisa terjadi.
tapi, sekarang ilmu itu sedikit demi sedikit terbuka.
awalnya aku mendengar ilmu keberuntungan ini karena sering disebut-sebut dalam videonya bosman mardigu. lama-lama aku tertarik. dari mana dia dapat narasi ilmu keberuntungan ini.
beberapa referensi ku cari, baca dan pelajari. kebanyakan menjelaskan tentang pola pikir dan pembentukan kebiasaan.
aku jadi teringat pada AL qur'an sebagai pedoman hidup. apakah ilmu ini ada dalam pedoman hidup? pikirku.
kemudian aku bertemu dengan ayat al qur'an yang memerintahkan untuk bertobat. disampingnya di iming-imingi dengan kata. "agar kamu beruntung."
seperti archimedes yang memecahkan teka-teki volume mahkota raja. aku merasa. EUREKA.
bertobat agar mendapat keberuntungan.
aku mengingat cerita musa yang pernah kutuliskan dalam blog ini.
hal pertama yang dilakukan musa setelah lawannya mati adalah. mengakui kesalahannya telah mengikuti godaan syetan.
proses pengakuan kesalahan musa ini adalah pengakuan dosa dalam bertobat. ya, musa mendapatkan ilmu itu. dia telah mendapatkan keberuntungan karena melakukan pertobatan terlebih dahulu.
kemudian apa yang menghalangi aku melakukan tobat?
apakah menjadi beruntung itu tidak cukup menarik untuk dikejar?
siapa lagi yang paling enak hidup didunia ini kecuali orang yang beruntung?
akh,. mengejar keberuntungan memang tidak akan pernah habis. disamping dunia yang terus berkembang, serta keinginan manusia yang tidak terbatas, masih banyak lagi yang harus dipenuhi sebagai manusia. bagaimana tidak, selain keinginan pribadi, ada golongan atau keluarga yang keinginan mereka juga menjadi tanggung jawab sebagai kepala keluarga. lalu, jika memaksakan diri mengikuti perkembangan yang semakin cepat, apakah akal pikiran manusia mampu?
jadi, mengejar keberuntungan adalah cara terbaik untuk tidak tersesat. bagaimana maksudnya?
mungkin kau ingin mengembangkan usaha dibidang kuliner. dengna begitu banyak pilihan hari ini. apakah ada jaminan bahwa apa yang kau tawarkan menjadi pilihan konsumen?
setiap hari ada saja pilihan makanan yang viral. meski tidak bertahan lama, tapi mereka sempat merasakan gurihnya uang dari makanan viral.
sekarang makananmu, apakah sudah pernah merasakannya?
oo,. kau bilang kau mengejar konsistensi. bisa saja. tapi menjadi konsisten tentu lebih berat daripada sekedar booming sesaat. apakah itu tidak akan membuatmu bosan?
sabar itu tidak mudah bukan?
kemudian, setelah tidak mendapatkan viralitas, kamu merasa terjebak dalam bisnis ini. hitung-hitungan telah dibuat. strategi sudah dijalankan. tapi, laporan keuangan kok belum menunjukkan tanda-tanda akan naik ya? pikirmu.
disini kamu sangat berharap mendapat keberuntungan.
keberuntungan ini bukan sebuah hal yang tiba-tiba dapat tanpa usaha. bayangkan saat kamu dulu dapat uang di jalan? apakah kamu sedang duduk-duduk atau tiduran di jalan lalu melihat uang?
tentu bukan?
kamu sedang berjalan kaki saat itukan?
nah, proses berjalan kaki ini juga bagian dari usaha bukan?
kemudian sekarang ketika berbicara tentang keberuntungan kamu berharap bisa mendapatkannya hanya dengan berdiam diri dirumah?
apa hal?
sudah berseberangan dengan konsep dasar ini tentu.
kamu harus tetap mengikuti petunjuknya? sebagai musa yang mendaptkan keberuntungan itu dengan berjalan menjauh dari mesir. nah, kamu juga harus melakukan sesuatu setelah mengakui kesalahan dan meminta keselamatan pada allah.
jangan berpikir, setelah minta ampun lalu tidur. ini tidak sedang mengejar keberuntungan namanya. kamu sedang istirahat.
lalu kamu bilang. sekarang kan musim internet. segala sesuatu bisa dikerjakan dari rumah.
kamu betul, segala sesuatu bisa dikerjakan dari rumah, tapi apakah segala sesuatu itu bisa terkerjakan hanya dengan scrooling saja? bukankan untuk membuat konten kamu harus berpikir dan berusaha juga? atau paling tidak dalam membuat tulisan kamu harus melalui proses pembuatan draft dan editing?
setidaknya itu juga adalah usaha. dan jangan lewati itu. jangan hanya menjadi penikmat konten orang-orang saja. karena scroling, atau melihat konten orang lain itu capek. kamu tidak akan merasa puas. dan salah satu akibat dari tidak puas ini adalah, kamu akan jauh dari keberuntungan itu nanti.
so, apakah kamu mau jadi orang beruntung atau menjauhkan keberuntungan itu dari dirimu?
Posting Komentar
Posting Komentar