Di Posting Oleh : PAKNAI
Kategori :
Kenapa kita membicarakan apa yang kita bicarakan?
siang itu aku dengan si kawan sedang membahas tentang kenapa ada pemimpin yang tidak memperhatikan orang yang dipimpinnya. membuat kebijakan yang merugikan anggotanya. bahkan kadang sampe membuat mereka sengsara.
sebut saja negara yang berpaham sosialis komunis. mereka tidak memberi apresiasi pada warga negaranya yang produktif. semua kepemilikan hanya terbatas pada kebutuhan hidup dengan prinsip sama rata sama rasa. jadi, hormon endorfin berlebih yang dimiliki oleh sebahagian warga tidak dapat tersalurkan karena tidak ada imbal balik yang sesuai dengan yang mereka kerjakan.
demikian juga sebaliknya, negara liberal tidak memperhitungkan warga yang memiliki kekurangan. persaingan bebas yang mereka jalankan menyebabkan warga yang kurang beruntung secara fisik maupun mental, harus menangung akibat dari keterbatasan itu.
lalu bagaimana dengan sistem pancasila yang kita terapkan di negara ini?
dari apa yang tercatat, sistem ini sangat baik. dimana fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. dan bumi air dan segala yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dimanfaatkan sebesar2 kemakmuran rakyat.
ada peluang untuk inovasi dibalik aturan itu. selain yang berhubungan dengan hasil bumi, warga masih memiliki kebebasan, sedangkan jika berhubungan dengannya harus persetujuan negara.
namun, dengan aturan sebaik ini. kenapa masih banyak ketimpanga-ketimpangan yang terjadi?
kualitas kepemimpinan kita masih belum mumpuni.
kenapa aku fokus pada kualitas kepemimpinan?
jadi, di dekat rumahku ada pembangunan mesjid. dana awal pembangunan datang dari jamaah dan selanjutnya panitia menggnakan dana tersebut untuk menyelesaikan pembangunan.
pembangunan sudah berjalan 2 tahun. dan tiba-tiba panitia menyebarkn edaran bahwa akan dilakukan pengutipan sumbangan wajib lagi.
beberapa jemaah terkejut. bukan tidak mau membayar, tapi ada yang aneh dengan kebijakan itu. selain dikeluarkan tanpa melalui mekanisme rapat. juga jamaah tidak pernah melihat laporan penggunaan dana yang yang sudah terpakai selama ini.
lalu, apa hubungannya dengan kualitas pemimpin?
disinilah peran kebijaksanaan dari pimpinan diperlukan. jika bijak, pemimpin harus mengambil jalan tengah dari permasalahan yang dihadapi. Alih-alih memukulkan tongkat komando agar para bawahan patuh dan menjalankan perintah. Pemimpin yang bijak bisa membuka celah diskusi dan menggali solusi lain dari para warga yang dipimpinnya.
Posting Komentar
Posting Komentar