Di Posting Oleh : PAKNAI
Kategori :
Apa yang akan terjadi, jika kamu mendahulukan kemauanmu daripada keinginan orangtua mu?
Pada tahun 1999 saya seorang anak yang baru lulus SD. Saat itu Aku berkeinginan untuk melanjutkan sekolah ke Pesantren. Waktu Aku meminta izin pada bapak. Beliau menjawab "Bagaimana kau nanti di pesantren, mencuci baju saja kau tak bisa."
Tiga tahun kemudian, Aku tamat SMP dan berkeinginan untuk melanjutkan sekolah ke SMK. Dan waktu itu juga bapak menolak tanpa alasan.
Tahun 2005, Sebelum menyampaikan keinginan tentang jurusan apa yang akan ku ambil diperkuliahan nanti. Bapak terlebih dahulu menyarankan supaya aku mengambil jurusan teknik Sipil.
Namun berbeda dengan mamak, dia yang berprofesi sebagai guru waktu itu menganjurkan untuk mengambil jurusan keguruan. "Biar ada yang meneruskan kami" katanya.
Tidak satupun permintaan itu yang aku ikuti. Sebagai remaja yang baru tumbuh, "ini kesempatan untuk menentukan pilihan sendiri." pikirku.
Aku kuliah di fakultas pertanian salah satu perguruan tinggi negeri di padang. dan akhirnya menamatkan kuliah setelah 6 tahun.
Pada 2018, Perjalanan hidup membawaku pada satu pekerjaan di kementerian PU. Meski bertugas sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat, tapi pekerjaan ini memaksa untuk tahu tentang ketahanan bangunan. Bentuk pondasi, sloof, tiang kolom dan ring baloknya. serta menghitung jumlah kebutuhan bahan bangunan, adalah makanan sehari-hari dari perkerjaan ini. Persis seperti yang biasa dilakukan oleh mereka yang sarjana teknik. 5 Tahun aku menjalani profesi ini.
Saat ini aku mendapat amanah memimpin salah satu lembaga pendidikan.
Aku membuat pilihan sendiri dengan mengesampingkan keinginan orang tua ketika memillih jurusan kuliah. dan perjalanan hidup membawa ku kembali bersinggungan dengan keinginan mereka.
Kamu tahu tidak siapa yang menjadi duta Rasulullah untuk mengajarkan islam di madinah? dia yang mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat Madinah Sebelum Rasulullah Hijrah kesana. Sehingga saat Rasulullah hijrah, mayoritas masyarakat Madinah menyambutnya dengan senang bahkan beliau langsung dijadikan sebagai pemimpin masyarakat Madinah pada saat itu.
Dia adalah mushab bin umair.
Bagaimana mushab memulai keberhasilannya? Dia mengawalinya dengan menentang ibunya.
Sebelum menyatakan ke-Islamannya, Mushab adalah seorang anak yang berkecukupan. Sebagai seorang anak saudagar di makkah, Ibu Mushab mencukupi segala kebutuhannya. Dia tampan, cerdas, penampilannya menarik, dan wangi parfumnya masih tertinggal meski dia tidak lagi berada disana.
Mushaf membuat pemuda Mekah iri. Dia populer dan selalu menjadi buah bibir di manapun dia berada.
tapi, Setelah ibunya tahu bahwa beliau mengikuti agama Muhammad, kehidupan Mushab berubah 180 derajat. Ibunya salah satu penentang dakwah Muhammad, dan dia tidak rela kalau anaknya mengikuti agama musuhnya.
Siksaan demi siksaan beliau arahkan pada anaknya. Berawal dari menghentikan biaya hidup, mengurungnya dirumah dengan penjagaan ketat, bahkan ibunya memerintahkan orang untuk membunuhnya setelah dia berkata "Mushab bukan anakku lagi." saat mengetahui mushab ikut rombongan ke habsyah.
Kemballi dari Habsyah, Mushab yang sekarang hidup sebatang kara. Miskin dan diburu untuk dibunuh kafir quraisy. Rasulullah memerintahkannya untuk mengikuti kabilah Madinah yang sudah berbaiat pada Rasulullah di aqabah.
Di Madinah mushab menjalankan fungsinya untuk menyampaikan kalimat "lailahaillallah" kepada setiap orang. Mengetuk satu demi satu pintu rumah di Madinah, dan tak jarang mengorbankan nyawanya untuk itu.
Perjuangannya tidak sia-sia. Ketika perintah hijrah turun kepada Rasulullah, Madinah adalah satu-satunya tempat yang paling aman dan paling siap untuk menerima kedatangan Beliau.
Aku menyesal ketika memilih mengambil jalan berbeda dari yang ditunjukkan oleh kedua orang tua. Tapi aku pikir Mushab tidak merasakan hal yang sama. Beliau menjalankan perintah Allah pada Q.S. Al Isra: 23.
"Dan, Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah', dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."
Beliau menentang karena tetap menjaga keimanannya kepada Allah. Sedangkan aku berbeda jalan pada perkara yang tidak ada hubungannya dengan akidah. Maka bagaimana sebaiknya kita memilih?
Jika petunjuk, nasehat atau apapun namanya yang datang dari orangtua mengarahkanmu pada menentang ALLAH, maka tolak dan lawan dengan cara yang baik. sedangkan jika anjuran atau nasehat itu tidak berhubungan dengan akidahmu, sebaiknya jalankan saja.
Memang berat. Tapi janji Allah pada Q.S. Al Baqarah: 216.
"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
Posting Komentar
Posting Komentar