n1ljWYmZyLaHa1TMPYBBtiqVcQolSr0KLMIOwgVb

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Mengenai Saya

BALADA PENAKUT

BALADA PENAKUT
Di Posting Oleh : PAKNAI
Kategori : Aku Cerita

Balada penakut

Aku seorang penakut. Saat SD aku tidak berani keluar rumah di malam hari. Jangankan untuk bermain, mengunci pagar rumahpun terkadang aku gemetaran.
Hari ini rasa takut itu masih ada. Meski hal yang kutakutkan sudah berbeda.

Sebagai anak tertua aku beruntung. Bisa menikmati fasilitas yang dimiliki orang tua. Tinggal di rumah yang dimiliki orang tua tanpa harus membayar biaya kontrakan. Membeli mobil dengan menyicil pembayarannya pada orang tua, dll.

Tapi, kenyamanan itu ternyata tidak selalu bertahan lama. jika Allah berfirman "setelah kesulitan ada kemudahan." dia juga menyampaikan bahwa kenikmatan itu hanya sementara.

Adikku naik kelas. dia tidak mendapat fasilitas seperti yang ku dapatkan. rumah bangun sendiri, mobil beli sendiri, dll. Sebagai kakak aku senang. karena kemandirian ekonominya semakin baik. tapi, hal menyakitkan itu terjadi.

Rumah yang aku tempati sudah sering terkena banjir di musim hujan. letaknya dibawah permukaan jalan. Tidak ada drainase/parit untuk saluran air hujan. Setiap Hujan deras, aliran airnya menuju ke rumahku.

Mengetahui hal ini, mamak dan bapak menyarakankan aku untuk merehab rumah.
"besar biayanya pak. ini sama dengan bangun rumah baru. karena harus ditimbun dan dinaikkan atapnya." jawabku.

sore itu seorang kawan datang kerumah. setelah keperluannya selesai, kami tetap duduk melanjutkan bercerita.
"adekmu hebat ya sekarang. umur masih muda udah bisa bangun rumah sebesar itu." katanya. "kau ga ada rencana mau me rehab rumah ini. kulihat udah macam ga layak lagi ini." lanjutnya.

Pernyataan itu menggangu pikiranku. memang selain banjir. baik dinding dan atap rumah ini sudah mulai terkelupas dan bocor disana-sini. itu sebabnya Hujan yang semestinya disyukuri sebagai rahmat Allah, menjadi sebab rasa takutku juga.

Aku sempat mempertimbangkan untuk menggadaikan SK demi mendapatkan uang merenovasi rumah ini. Aku sudah mulai cari informasi dan mempersiapkan berkas untuk peminjaman.Dengan tangan kiri menenteng tas berisi berkas-berkas aku melangkahkan kaki masuk ke pintu bank.

Satpam mengarahkan aku menuju satu pintu kecil yang disampingnya ada papan pengumuman besarnya kira-kira 1x2m. Ada gambar sebuah rumah dengan judul "Dilelang".
Rasa takutku muncul kembali. Kubayangkan rumah yang ada pada gambar itu adalah rumah ku yang akan direhab ini.

Aku menghentikan langkah dan balik kanan.
"kok ga jadi masuk pak?" tanya si satpam saat kami bertemu di pintu utama
"masih ada yang tertinggal bang." kataku singkat. Aku tidak mungkin memberitahunya bahwa keberanianku untuk melepas kepemilikan rumah ini masih tertinggal.
Related Posts
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Posting Komentar

Sticky Note