Di Posting Oleh : PAKNAI
Kategori :
Aku harus angkat dua jempol bagi dia yang masih bercita-cita untuk mengubah dunia. Hari ini, dimana perubahan bukanlah sesuatu yang penting lagi (karena setiap hari ada saja yg berubah). Manusia yang bercita-cita untuk membuat perubahan adalah manusa langka.
Kamu ngga perlu heran membaca pernyataanku itu. aku lahir dan besar dr keluarga monoton. Bapak PNS, Ibu seorang Guru. Hari-hari kami ya sama setiap hari, pagi dihiasi hiruk pikuk dapur. dan malam diwarnai dengan keramaian ruang tengah. begitu setiap hari hingga aku merantau.
diperantauan, aku hidup sendiri. jadi ngga ada hiruk pikuk keluarga ya kurasakan. itu perubahan yang drastis. dan ada saat-saat dimana aku merindukannya.
sekarang aku sudah berkeluarga. dan istriku seorang PNS juga. setiap hari yang kudapatkan adalah hal yang sama yang kurasakan pada saat aku kecil dulu. kehidupan monoton yang sama.
lalu, kenapa aku ngga membuat perubahan? mungkin ada yang bertanya begitu.
berubah itu adalah pilihan yang mudah, tapi, bertahan dengan perubahan ternyata hal sulit yang ngga semua orang sanggup bersabar menghadapinya. termasuk aku.
aku memilih untuk tidak menjadi PNS, seperti cita2 orang tuaku dulu. dengan alasan aku bisa hidup tanpa m3ngandalkan gaji. awalnya ku memang berhasil, tanpa gaji bulanan tapi masih berpenghasilan. tapi, semakin kesini pernyataan "disrupsi itu memakan korban" harus ku aminkan. karena aku termasuk salah satu korbannya.
usaha yang ku kerjakan selama ini, harus tutup karena terdisrup oleh usaha baru. dan aku harus gulung tikar.
kemudian, rasa putus asa membawaku bekerja pada program pemerintah. aku menyerah pada pekerjaan yang dulu ku jauhi. naasnya, program ini ngga berjalan sepanjang tahun, hanya beberapa bulan saja dalam setahun, sehingga gaji yg kuterima tidak full setahun itu.
sudah 5 tahun aku menjalani pekerjaan ini, menjadi pegawai kontrak ternyata sama sakitnya dengan meninggali rumah kontrakan. apalagi saat kebutuhan lagi banyak2nya dan pekerjaan sedang kosong...
"aku sudah beberapa kali merasakannya."
namun, meski merasakan sakitnya, aku menjadi nyaman dengan pekerjaan ini. lambat laun, aku kehilangan progresifitas, dan semakin mendekat pada pemerintah. "ahh...sesuatu yg sangat kujauhi awalnya.'
lalu, apa hubungan cerita ini dengan mimpi merubah dunia?
11 tahun ini aku banyaj di(h)ajar. perubahan itu pasti, dan satu2nya yg tidak berubah adalah oerubahan itu sendiri.
aku yang dulu ingin merubah kehidupan, akhirnya takluk pada zona nyaman kehidupan itu sendiri karena apa? karena perubahan itu sendiri.
aku ngga siap merubah diri, sehingga menumpang pada kapal perubahan yang ngga terkendali.
akhirnya, aku hanya ikut arus seperti kotoran yang mengambang mengikuti arus sungai. namun, meski setiao orang jijik melihatnya. ada masanya nanti dia juga akan memberi manfaat pada orang banyak.
Terbaru
Lebih lama


Posting Komentar
Posting Komentar